Selasa, 13 Agustus 2013

KALENDER SUKU PAKPAK

1. TANGGAL ATAU HARI
Penanggaalan atau kalender Pakpak  pada mulanya dihitung dari lobang sebuah tempurung yang sebelumnya telah dilobangi sebanyak 30 lobang. Setiap lobang  diisi dengan seutas tali yang kemudian setiap hari tali tersebut ditarik sampai kemudian semua lobang kosong, dan seterusnya diisi kembali. Setiap penarikan tali dilakukan penyebutan harinya . Jika secara internasional dan nasional penanggalen dinyatakan dengan angka, maka pada masyarakat Pakpak hanya dikenal nama hari. Saesuai dengan jumlah lobang sebanyak 30 maka hari dalam Pakpak terdiri dari 50. Dan hari ini adalah sekaligus merupakan tanggal. Nama-nama hari dalam  masyarakat pakpak tersebut adalah :
Adintia, Suma, Anggara, Budaha, Beraspati, Cikerra, Belah naik, Adintia naik, Suma sibah, Anggara sepuluh, Budaha mengadep, Beraspati tangkep, Cikerra purnama, Belah Purnama Tula, Suma Teppik, Anggara Kolom, Budaha Kolom, Beraspati Kolom, Cikerra duapuluh, Bellah Turun, Adintia Anggara, Sumanimate, Anggara Bulubana, Budaha selpu/meddem, Beraspati Gok, Samisara bulan mate, Dalan bulan dan kurung. Budaha selpu juga sering dinamakan budaha meddem, sedangkan cikerra adapula yang menyebut dengan cukerra. Samisara bulan mate sering juga disebut dengan Samisara mate bulan.
Setiap hari atau tanggal dalam Pakpak masing-masing memiliki arti dan makna. Hari-hari tersebut tidak dapat digunakan untuk melaksankan sebuah pekerjaan secara acak. Masing-masing ada hari yang baik misalnya dalam melakukan runggu, pesta, berladang, mendirikan rumah dan lain-lain. Ada hari yang kurang baik untuk itu sehingga misalnya jika sebuah runggu dilaksanakan pada saat yang tidak tepat maka yang timbul bisa jadi adalah perselisihan atau pertengkaran sehingga runggu tidak akan mencapai mufakat. Oleh karena itulah orang Pakpak sebelum melaksanakan sesuatu kegiatan akan terlebih dahulu dilakukan “meniti ari” untuk mencari hari yang tepat dan sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal semacam ini bagi banyak orang pakpak masih diyakini hingga kini meskipun tidak banyak lagi orang Pakpak yang hapal akan nama-nama hari tersebut. Konon lagi makna, arti, dan kegiatan yang tepat pada hari dimaksud. Orang yang masih hapal terbatas dan kini dianggap menjadi semacam orang pintar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar